Ersad Mamonto
3/22/22, 3/22/2022 WIB
Last Updated 2022-03-23T04:37:42Z
Sosbud

H.T Usup 1940-2010: Linguist Sulawesi Utara

 

Gambar: terasinomasa.club

H.T Usup atau  Hj. Hunggu Tajuddin Usup merupakan kontributor utama dalam literatur yang berkaitan dengan kajian bahasa Mongondow-Gorontalo (Sulawesi Utara). Malam hari tanggal 3 Juli 2010, tepat 69 tahun H.T Usup meninggal di kampung halamannya, di Bolangitang (Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Provinsi Sulawesi Utara), setelah  mengalami sakit selama sebulan yang membuat ia tidak bisa menggunakan kakinya, pun begitu tekad dan semangat H.T Usup tidak pernah redup. Ia lahir pada 23 Desember 1940, putra dari Tadjudin Usup dan Tati Pontoh, putri terakhir Bondji Pontoh, mantan raja kerajaan Bolangitang.

 

Orang mengenalnya dengan Prof. Usup atau Pak Usup. Pada tahun 1974 ia menjadi asisten dosen di Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP), Manado, di Universitas Sam Ratulangi (IKIP kemudian dipindahkan ke Universitas Negeri Manado di Tondano), dan pada tahun 1980 menjadi profesor penuh di sana, posisi yang dipegangnya sampai meninggal dunia.

 

Ia menerima gelar BA dan MA dari IKIP Manado, dan gelar doktornya di IKIP Jakarta (berbasis di Universitas Indonesia) tahun 1986. Ia mempertahankan disertasinya, dengan judul Rekonstruksi Protobahasa Gorontalo-Mongondow, pada 11 Oktober 1986, setelah menghabiskan 13 bulan di Leiden 1985-86, dan  10 bulan di Jerman pada tahun 1987. Bisa dikatakan, ini mungkin merupakan  kontribusi terpentingnya dalam dunia lingustik, yang merekonstruksi berdasarkan data yang ada dari 1.645 item kosa kata di sembilan bahasa yang terdiri dari sub-kelompok Gorontalo-Mongondow, yang sebagian besar tidak terdokumentasi dengan baik, dan satu di antaranya (Ponosokan) kemungkinan akan lenyap dalam dekade berikutnya atau lebih, sebab saat ini tinggal lima penutur usia lanjut.

 

Pak Usup juga bekerja dalam Projek Pengembangan Bahasa Indonesia, dan selama dekade akhir hidupnya, ia mengelola Balai Bahasa di Manado, perpustakaan  yang hampir semua berisi buku lokal  tentang bahasa di Sulawesi Utara dan lainnya. Banyak waktunya dihabiskan mengajar sekaligus mempromosikan lingustik dan bahasa di Sulawesi Utara. Ia sangat senang untuk menerima pengunjung yang berminat dengan bahasa, itu mempunyai tempat spesial di hatinya, dan ia tak segan memuji setiap orang asing yang pemahaman bahasa Indonesianya cukup untuk berbicara dengannya. Dia juga suka menceritakan kisahnya selama belajar sejarah lingustik di luar negeri di bawah asuhan Bernd Nothofer, James Sneddon, Jack Prentice, dan Robert Blust, orang-orang yang mendukung dan sangat penting baginya,  sehingga sering disebut dalam perbincangan santai bahkan di beberapa dekade kemudian.

 

Prof Usup adalah  pribadi yang dikagumi dan dicintai oleh setiap orang yang mengenalnya, dan tidak ada yang tidak menyukainya. Tak mengherankan, mengingat sikapnya yang  baik, murah hati, enerjik, dan pencapain yang ia buat untuk bahasa ibunya juga daerah  kelahirannya. Entah di kampung halamannya atau tempat lain di sub provinsi Bolaang Mongondow, ia tersebar luas sebagai salah satu orang pertama yang mendapatkan gelar doktor, dan sebagai peneliti yang membantu mempromosikan bahasa daerah di provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah.

 

Hunggu Tadjuddin Usup merepresentasikan sebagai hal yang di banyak tempat di dunia hanya bisa memimpikannya: seorang talenta lokal yang belajar bukan hanya di ibu kota negara lebih dari itu ia bahkan belajar di negara Barat,  pun begitu ia tidak terlena dengan posisi high-rangking-nya di Nasional untuk meninggalkan tempat kelahirannya (Sulawesi Utara). Hingga akhir, ia menolak untuk menjalani pengobatan di rumah sakit setempat atau Jakarta,  ia lebih memilih kenyamanannya di rumah bersama keluarga dibanding pengobatan dan teknologi yang mungkin dapat membantunya hidup lebih lama. Ia akan dirindukan bukan hanya oleh  kolega, mahasiswa, keluarga dan teman, tapi juga oleh semua yang merasakan manfaat dari kontribusinya pada dunia akademik dan upaya membangun sekaligus mempromosikan provinsi asalnya.

 

 

Diterjemahkan dari artikel yang ditulis oleh Jason Wililiam Lobel dalam Oceanic Linguistics, Vol. 50, No. 1 (Juni 2011), berjudul,   Dr. Hj. Hunggu Tadjuddin Usup, 1940-2010: Northern Sulawesi Linguist.

 

Penyaji alih bahasa: Ersyad Mamonto